Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial

Proposal Gaung Perubahan, Suara Untuk Keadilan

Call for Proposal

Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial (Humanis), berafiliasi dengan Hivos, adalah organisasi pembangunan yang berbasis di Jakarta dan bekerja meliputi wilayah Asia Tenggara. Humanis bekerja dengan kelompok marginal dan masyarakat paling terdampak untuk memastikan setiap orang mendapatkan hak-hak dasarnya, membuat perubahan, dan memengaruhi kebijakan. Seperti namanya, Humanis mencita-citakan masyarakat yang adil dan berkelanjutan di Asia Tenggara, di mana setiap individu terlindungi haknya dan saling menghormati perbedaan. Untuk mencapai ini, Humanis bekerja melalui tiga impact areas, yakni: Gender Equality, Diversity, and Inclusion (GEDI), Civic Rights in Digital Age (CRiDA), and Climate Justice. Sekarang ini, kami bekerja di Indonesia, Timor-Leste, Filipina, dan Vietnam.

Humanis mengundang para Musisi dan Filmmakers untuk berpartisipasi dalam proyek Gaung Perubahan, Suara Untuk Keadilan, periode proyek dari bulan Oktober 2024 sampai dengan Juni 2025, dengan detail informasi sebagai berikut:

 

Latar Belakang

Secara historis, seni acap kali menjadi bagian dari aktivisme dan perlawanan terhadap sistem yang menindas. Menggabungkan seni dan aktivisme atau artivism (gabungan kata “art” dan “activism” dalam Bahasa Inggris) menjadi konsep yang lazim ditemukan dalam strategi kampanye dan advokasi. Musik dan film, dua bentuk dari seni, bukanlah pengecualian dari konsep ini. Menurut penelitian yang dilakukan di Inggris oleh Howard (2023), musik selalu politis, dan berbagai bentuk musik adalah bagian dari aktivisme. Sedangkan menurut Qureshi (2024), sinema atau film seringkali memengaruhi, merefleksikan, dan bahkan mendorong terjadinya protes. Sebagai medium bercerita, film berkembang dari yang awalnya hanya berlandaskan tujuan hiburan semata, sekarang berubah menjadi alat untuk membahas, mengkritik, dan mengadvokasikan isu-isu sosial.

Di Indonesia sendiri, ditemukan banyak jejak penggunaan musik dan film sebagai alat untuk mengkritik sistem, meningkatkan kesadaran masyarakat akan isu-isu penting, dan/atau menjadi respons dari berbagai macam ketidakadilan yang terjadi. Dengan sejarah panjang kekerasan sistematis di Indonesia, musik menjadi sarana perlawanan yang aksesibel bagi dia yang melawan. Penyintas perempuan 1965 misalnya menyanyikan lagu-lagu yang mereka ciptakan di balik jeruji besi sebagai bentuk perlawanan mereka, beberapa medium film kemudian juga memuat cerita-cerita mereka dalam upaya mematahkan narasi dominan yang mengantagoniskan mereka. Di bawah rezim Orde Baru, serangkaian musisi menyuarakan ketidaksetujuan mereka akan rezim represif walau berulang kali berusaha dibungkam. Tak dapat dipungkiri, musik dan film melekat dengan perlawanan dan aktivisme di Indonesia.

Dapat dengan mudah dicerna oleh publik, musik dan film dapat menyatukan individu dari latar belakang yang berbeda-beda dalam sebuah komunitas. Komunitas yang terbentuk dari kecintaan akan musik dan musisi sering kali memobilisasi diri untuk menyuarakan ketidakpuasan mereka akan ketidakadilan serta isu-isu sosiopolitik di Indonesia. Misalnya, bahkan komunitas pecinta musik Korea Selatan di Indonesia sering kali bergerak secara kolektif dan berpartisipasi atau bahkan memulai aktivisme secara digital (Arsyi, 2022). Peran mereka dalam menggaungkan protes mengenai Omnibus Law di tahun 2020 dan di dalam protes Peringatan Darurat baru-baru ini adalah dua dari banyak contoh menggabungkan musik dan aktivisme.

Dari pergerakan masyarakat sipil hingga kampanye iklim, musik dan film memainkan peran yang krusial dalam menggaungkan suara masyarakat, mendorong tumbuhnya kesadaran, dan menumbuhkan rasa kolektivisme. Menggunakan musik dan komunitas yang terbentuk karenanya dapat menjadi sarana peningkatan kesadaran masyarakat, mobilisasi pergerakan, dan aktivisme di Indonesia. Melalui medium musik atau film, kita dapat menjembatani pemahaman isu-isu keadilan dan hak asasi manusia yang sering dianggap kompleks dalam format yang lebih mudah dicerna oleh publik

Melihat signifikansi dan aksesibilitas musik dan film dalam sejarah panjang perlawanan di Indonesia, Humanis memilih kedua medium ini sebagai sarana perlawanan dan memanggil musisi dan pegiat film yang ingin menggunakan suara dan karya seni miliknya untuk advokasi perubahan. Kami merupakan sebuah organisasi yang bergerak dibidang hak asasi manusia, keadilan sosial, keadilan gender, dan keadilan iklim. Belajar dari sejarah panjang musik sebagai bentuk aktivisme, kami percaya menggabungkan aspek emosional yang diciptakan melalui musik dan pesan-pesan penting dalam isu-isu yang kita kerjakan dapat menciptakan perubahan dan pergerakan, memobilisasi komunitas, dan menggaungkan suara kita dalam upaya advokasi.

Upaya-upaya Humanis dalam menggabungkan seni dan aktivisme dapat dilihat dari serangkaian kampanye yang dilakukan melalui beberapa program kami sebelumnya, seperti Voices for Just Climate Action (VCA) dan Creative Youth For Tolerance (CREATE). Melalui program VCA, kami bekerja sama dengan kolektif musik dari Kupang dan menciptakan lagu “Surga dari Timur” serta “Adil untuk Bumi”, serta film “Climate Witness” sebagai respons orang muda mengenai krisis iklim. Melalui CREATE, kami mengajak pelajar dari berbagai sekolah untuk bersuara untuk inlusi dan toleransi melalui pembuatan lagu seperti “Dengung”, “Bersatu Untuk Bangsa”, “Perempuan”, dan “This Feeling” dan dua film pendek. Di bawah Humanis, kami juga berkolaborasi dengan pembuat film dan meluncurkan film “Dancing Colors” pada tahun 2022.

Humanis percaya seni dan inklusivitas berjalan beriringan. Pesan-pesan yang disampaikan melalui melodi dari musik yang diciptakan  dan audiovisual yang ditampilkan harus dapat dinikmati oleh seluruh orang, termasuk komunitas tuli. Dalam menggunakan medium musik sebagai sarana aktivisme, Humanis percaya menyediakan Juru Bahasa Isyarat (JBI) dan menyediakan video lirik menjadi hal yang esensial dalam program ini. Selain itu, dalam medium film harus selalu dipastikan ketersediaan takarir tertutup (closed caption) untuk memudahkan audiens.

Audiens Sasaran

Komunitas musik dan film lintas generasi, daerah, dan rentang usia.

Individu/Grup yang terpilih akan:

  1. Menciptakan karya seni (lagu atau film) mengenai hak asasi manusia, hak-hak perempuan, inklusi, keadilan iklim, dan hak-hak sipil.
  2. Mendistribusikan karya tersebut melalui kanal milik musisi atau pembuat film dan komunitasnya
  3. Mengorganisir setidaknya satu serial showcase musik atau film screening untuk distribusi.
  4. Merumuskan dan mengikuti linimasa tugas-tugas kunci dan deliverables sampai masa distribusi lagu atau film dan follow-up review
  5. Memastikan adanya pertemuan rutin dengan tim Humanis untuk berkonsultasi selama proses penciptaan lagu dan pembuatan film.
  6. Memastikan adanya asas inklusivitas selama proses produksi dan distribusi lagu yang diciptakan bersama Humanis (memastikan adanya JBI ketika penampilan dan menyediakan lirik di dalam materi audiovisual yang dibuat)

Persyaratan dan Pengalaman

Faktor-faktor penilaian akan terdiri dari kriteria berikut:

  1. Pendekatan teknis
    1. Pemahaman yang komprehensif tentang masalah yang dipilih untuk diadvokasikan
    2. Mengusulkan pendekatan yang sesuai untuk memasukkan isu-isu sosial ke dalam karya seni yang dibuat melalui proyek ini
  2. Kinerja sebelumnya
    1. Musisi
      1. Pengalaman sebelumnya dalam menggubah musik atau soundscape
      2. Kemampuan untuk menghasilkan produksi audio berkualitas tinggi yang melengkapi penyampaian cerita.
    2. Pembuat film
      1. Kemampuan bercerita yang kuat, dengan fokus pada alur narasi, gaya visual, dan penyelarasan pesan.
      2. Pengetahuan tentang teknik sinematografi, termasuk pencahayaan, kerja kamera, dan pengeditan untuk meningkatkan komunikasi
    3. Harga pagu yang dievaluasi

Linimasa

Linimasa dari program ini dimulai dari Oktober 2024 hingga Juni 2025, rentang waktu ini sudah termasuk masa produksi, diseminasi, dan penampilan musik yang diciptakan untuk program ini.

Budget

Akan tersedia dua hingga tiga dana hibah

Masing-masing musisi akan mendapatkan maksimum Rp100,000,000

Kami Mengajak Kamu Untuk Mendaftar

Kami merayakan keberagaman dan berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang inklusif untuk staf kami. Kami mendorong lamaran dari pemegang hak dan komunitas yang secara historis dan sistematis dieksklusikan dalam proses rekrutmen dan kesempatan, termasuk kandidat dengan ragam gender dan seksualitas, komunitas etnis/agama minoritas, orang dengan disabilitas, orang dengan kerja keperawatan, dan berasal dari latar belakang sosioekonomi yang kurang beruntung.

Cara mendaftar

Kandidat yang berminat harus merumuskan dua hal berikut:

  1. Proposal (film/song pitch) ang membahas
    1. Isu yang ingin diadvokasikan
    2. Penggalan lirik untuk lagu atau konsep film yang ingin dibuat
    3. Rencana produksi dan distribusi beserta linimasa,
    4. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
    5. Portofolio
  2. Dokumen CV/resume yang relevan

Dokumen tersebut dapat dikirimkan ke [email protected] dan cc ke [email protected] paling lambat tanggal 19 Oktober 2024 dengan subjek email:  Proposal Gaung Perubahan, Suara Untuk Keadilan.

Pastikan Anda sudah menggabungkan portofolio serta CV dari anggota tim di dalam satu dokumen yang sama dan mengirimkannya dalam satu proposal jika Anda mendaftar sebagai tim.

Pendaftaran tanpa proposal tidak akan diterima.

Hanya kandidat yang terpilih yang akan diinformasikan.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai Humanis, kunjungi https://humanis.foundation/

newsletter