
Open Call for Ruang SeTara dan LesTari: Gender and Climate Forum Exhibition
Open Call for Ruang SeTara dan LesTari: Gender and Climate Forum Exhibition
Humanis memanggil seluruh warga yang resah akan krisis iklim dan isu gender di Indonesia.
Bentuk karya dapat berupa foto, rangkaian foto, video, ilustrasi, dan/atau puisi.
Total apresiasi hingga Rp10.000.000 untuk peserta yang terpilih.
Deadline: 13 Mei 2025
Pendaftaran disini: https://bit.ly/PameranKaryaTaraTariGnC
Tentang Ruang Setara dan Lestari (Gender and Climate Forum)
Ruang Setara dan Lestari (Gender and Climate Forum) merupakan tonggak penting dalam mendorong gerakan organisasi masyarakat sipil, komunitas, dan aktivis yang berfokus pada interseksional antara kesetaraan gender, inklusi sosial, dan keadilan iklim.
Forum ini dirancang sebagai ruang bagi organisasi masyarakat sipil, komunitas, individu, akademisi, aktivis, pelaku seni budaya, media, eco-preneur, dan pelaku usaha lestari untuk berkolaborasi dan memberikan dukungan dalam memperkuat aksi iklim yang berkeadilan gender secara lebih luas di masa depan.
Tema Ruang Setara dan Lestari tahun 2025 adalah “Merayakan Kepemimpinan Perempuan Dalam Aksi Iklim dan Tata Guna Lahan. Dalam ragam bentuk dan tersebar di berbagai arena, perempuan telah terbukti berperan penting dalam upaya mitigasi dan adaptasi iklim berbasis lokalitas. Namun demikian, peran dan keterlibatan perempuan seringkali tidak diakui sehingga semakin berpotensi pada upaya peminggiran perempuan yang berdampak pada berbagai kebijakan dan aksi iklim yang berkeadilan.
Melalui kegiatan ini, Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial (Humanis) bersama mitra kolaborator berkomitmen menciptakan ruang dialog dan berbagi pembelajaran yang berkelanjutan, aman, tentang berbagai inisiatif organisasi dan komunitas lintas sektor dalam menghadapi krisis iklim. Dari forum ini, kami berharap dapat membangun sinergi antara pemangku hak dan pemangku kepentingan serta mendorong lahirnya agenda kolaborasi bersama guna memperkuat inisiatif dan kebijakan iklim yang berkeadilan.
Tentang Pameran Karya
Sehubungan dengan diselenggarakannya Ruang Setara dan Lestari ini, kami mengundang para warga yang resah, seniman, fotografer, ilustrator, kolektif, hingga organisasi untuk mengirimkan karya yang dapat berupa foto, rangkaian foto, video, ilustrasi, dan/atau puisi untuk mengeksplorasi salah satu atau lebih dari lima tema berikut:
- Dampak krisis iklim terhadap lingkungan dan sosial termasuk ketidakadilan gender
Krisis iklim menyebabkan berbagai bencana seperti banjir, kekeringan, kebakaran hutan, dll yang juga melanggar pemenuhan dan menghilangkan hak atas hidup, hak atas air bersih, hak atas pangan, hak atas tempat tinggal yang layak, hak atas kesehatan, dan lain sebagainya. Salah satu pihak yang paling rentan akibat bencana yang disebabkan oleh krisis iklim adalah perempuan. Di berbagai komunitas, perempuan memegang peran utama dalam memenuhi kebutuhan domestik dan kerja perawatan, seperti mengumpulkan bahan makanan, air dan kayu bakar. Dampak krisis iklim semakin memperparah kelangkaan sumber daya tersebut, memaksa perempuan untuk menempuh perjalanan yang lebih jauh demi mendapatkan sumber daya tersebut. Akibatnya, beban fisik perempuan semakin berat sekaligus mengurangi kesempatan untuk bersekolah, bekerja, atau terlibat dalam kegiatan produktif lainnya. Pada banyak kasus, misalnya saat bencana melanda, risiko kekerasan terhadap perempuan meningkat akibat kurangnya privasi serta tenda pengungsian yang tidak aman berpotensi pada pelecehan seksual yang dialami oleh perempuan. Lebih dari itu, kerusakan alam bersifat masif yang diakibatkan oleh krisis iklim dapat memunculkan tekanan ekonomi yang berkontribusi terhadap peningkatan kekerasan berbasis gender (Gender Based Violence) dalam keluarga. - Resiliensi Ragam Komunitas Menghadapi Krisis Iklim
Krisis iklim berdampak pada berbagai komunitas secara berbeda, tergantung pada identitas gender, sosial, dan ekonomi mereka. Perempuan nelayan, petani perempuan, masyarakat adat, kelompok disabilitas, orang muda, dan kelompok gender minoritas memiliki tantangan spesifik dalam menghadapi perubahan iklim. Perempuan seringkali berperan sebagai penjaga sumber daya pangan dan air, namun memiliki akses terbatas terhadap pengambilan keputusan dan sumber daya. Masyarakat adat yang memiliki pengetahuan tradisional tentang ekosistemnya sering kali tersingkir akibat eksploitasi sumber daya. Kelompok disabilitas dan gender minoritas menghadapi hambatan sosial dan ekonomi yang membatasi mereka dalam membangun ketahanan terhadap perubahan iklim. Sementara itu, orang muda juga kurang dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan terkait kebijakan tentang iklim. Resiliensi komunitas tidak hanya bergantung pada kemampuan individu untuk beradaptasi, tetapi juga pada sistem sosial yang inklusif, kebijakan yang adil, serta solidaritas lintas kelompok. Pendekatan berbasis gender dan inklusivitas dalam kebijakan terkait iklim akan memastikan bahwa setiap komunitas, terlepas dari identitasnya, memiliki akses terhadap sumber daya, teknologi, dan dukungan yang dibutuhkan untuk bertahan dan berkembang di tengah krisis iklim. - Kepemimpinan Perempuan dalam Aksi Iklim
Meskipun perempuan memiliki peran sentral dalam pengelolaan sumber daya alam dan ketahanan komunitas, mereka masih menghadapi ketimpangan akses terhadap hak tenurial, termasuk kepemilikan lahan dan sumber daya yang membatasi peran mereka dalam pengambilan keputusan. Tanpa partisipasi yang setara, kebijakan dan strategi mitigasi serta adaptasi iklim cenderung mengabaikan perspektif perempuan. Keterlibatan aktif perempuan dalam pengambilan keputusan serta kepemimpinan perempuan dalam aksi iklim harus diperkuat dengan menciptakan ekosistem yang mendukung partisipasi mereka, mulai dari tingkat lokal hingga tingkat global. Kepemimpinan perempuan tidak hanya menciptakan solusi yang lebih inklusif dan berkelanjutan, tetapi juga memperkuat hak tenurial kelompok marjinal serta memastikan distribusi sumber daya yang lebih adil. - Keadilan Iklim Lintas Generasi
Krisis iklim tidak hanya menjadi tantangan bagi generasi saat ini, tetapi juga akan sangat memengaruhi kehidupan generasi mendatang. Generasi yang mungkin kontribusinya terhadap krisis iklim tidak besar, namun akan merasakan dampaknya. Di sisi lain, orang muda juga semakin berperan aktif dalam menyuarakan keadilan iklim serta menuntut kebijakan yang lebih bertanggung jawab dan berorientasi jangka panjang. Sementara itu, generasi yang lebih tua memiliki wawasan dan pengalaman dalam mengelola sumber daya alam yang dapat menjadi landasan penting dalam menghadapi krisis iklim. Kerja sama lintas generasi menjadi kunci untuk mewujudkan keadilan iklim yang lebih berkelanjutan, memastikan transfer pengetahuan, serta merancang kebijakan yang adil bagi semua generasi. - Solidaritas Ekonomi Lokal untuk Keadilan Gender dan Iklim
Di tengah krisis iklim, solidaritas antar komunitas menjadi kunci dalam membangun ekonomi lokal yang tangguh dan inklusif. Ekonomi lokal memainkan peran penting dalam memperkuat ketahanan komunitas terhadap perubahan iklim sekaligus mewujudkan keadilan gender. Dengan mengoptimalkan kearifan lokal yang berbasiskan solidaritas, tidak hanya memastikan keberlanjutan mata pencaharian namun juga membuka akses yang lebih adil bagi perempuan dan kelompok rentan lainnya dalam pembangunan ekonomi komunitas.
Kriteria Seleksi
● Relevansi karya dengan tema yang dipilih.
● Kualitas teknis dan estetika.
● Narasi visual yang kuat, inspiratif, dan bermakna.
Ketentuan
- Peserta hanya diperbolehkan mengirimkan maksimal 3 karya untuk masing-masing tema dan dapat berpartisipasi pada lebih dari satu tema.
- Karya akan dikurasi oleh Tim Humanis dan karya terpilih akan dipamerkan pada acara Ruang Setara dan Lestari.
- Total apresiasi hingga Rp10.000.000 bagi seluruh peserta yang terpilih.
- Cantumkan narasi atau cerita menyangkut karya tersebut.
- Karya berupa foto dikirim dalam format JPEG dengan resolusi minimal 300 dpi.
- Karya berupa series foto dikirim berjumlah minimal 3 foto dan maksimal 10 foto dalam format JPEG dengan resolusi minimal 300 dpi.
- Karya berupa ilustrasi dikirimkan dalam bentuk digital dengan format JPEG dengan resolusi minimal 300 dpi.
- Karya berupa video dikirim dengan durasi maksimal 3 menit dalam format MP4.
- Tidak ada batas waktu pengambilan foto atau pembuatan karya.
- Karya yang dikirim harus original, bukan milik orang lain.
- Hak cipta karya tetap menjadi milik kreator, sementara penyelenggara memiliki hak untuk memamerkan karya selama acara berlangsung dan sebagai bahan promosi acara.
- Seluruh file harap diberi nama dengan format: Nama_Judul Karya (Contoh: Mawar_Judul Karya_01, Mawar_Judul Karya_02)
Cara Pendaftaran
- Peserta mengisi formulir pada link berikut: https://bit.ly/PameranKaryaTaraTariGnC
- Peserta melakukan konfirmasi melalui email ke [email protected] dengan subjek: Open Call Karya G&C Forum – [Nama Peserta]
Batas Waktu Pengiriman
Peserta mengisi formulir dan melakukan konfirmasi paling lambat pada 13 Mei 2025.
Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silahkan menghubungi [email protected]