Urban Futures: 10 Kota Implementasi Telah Terpilih

Climate Justice

Urban Futures: 10 Kota Implementasi Telah Terpilih

Humanis Foundation

To read this article in English, click here.

Inisiatif global baru dari Hivos dan Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial bertajuk Urban Futures  mendorong orang muda di sepuluh kota di lima negara untuk membangun sistem pangan perkotaan yang tangguh dan berkelanjutan. Setelah sebelumnya dilakukan implementasi program Urban Futures di Bandung, Medellin, Chongwe, Bulawayo, dan Asosiasi Pesisir Pasifik Utara atau The Association of the Northern Pacific Coast (MANPANOR) di Provinsi Manabí, telah ditetapkan lima kota berikutnya yang akan menjadi lokasi implementasi program Urban Futures, yaitu Manggarai Barat, Cali, Kitwe, Mutare, dan wilayah Chocó Andino yang terhubung dengan Quito.

Manggarai Barat di Indonesia

Manggarai Barat, sebuah wilayah di provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia, memiliki hampir 170 kelurahan dan desa. Sebagai pusat pariwisata, Manggarai Barat telah mengalami pertumbuhan yang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Wilayah ini memiliki populasi lebih dari 263.000 penduduk, dimana 34% di antaranya berusia antara 15 hingga 34 tahun.

Pasokan pangan Manggarai Barat sangat bergantung pada pulau Jawa. Namun, untuk memastikan ketahanan pangan dan mengembangkan potensi pariwisata di wilayah ini, sangat penting untuk melakukan diversifikasi pangan lokal. Pengelolaan sampah yang efektif juga menjadi masalah penting.Hal ini dapat membuka pintu bagi bisnis inovatif dan meningkatkan peluang kerja.

Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat dan berbagai pemangku kepentingan terkait telah berkomitmen untuk bekerja bersama program Urban Futures, termasuk  berkolaborasi dengan generasi muda dan kelompok rentan lainnya, untuk mendorong sistem pangan perkotaan yang lebih berkelanjutan dan tangguh.

 

Kapal-kapal saat matahari terbenam di Manggarai Barat. Kredit foto: Theresia Kinanti Dewi

Cali di Kolombia

Cali, kota terbesar ketiga di Kolombia dan satu-satunya kota besar yang memiliki akses ke Samudra Pasifik, memiliki ekonomi yang berkembang dan beragam. Sektor ekonomi utamanya meliputi jasa, perdagangan, dan industri. Namun, kota ini menghadapi tingkat pengangguran yang mengkhawatirkan, kemiskinan, malnutrisi, dan kekurangan gizi di kalangan anak-anak dan remaja.

Pandemi memperburuk masalah sosial yang dihadapi Cali dan mengungkap ketidaksetaraan yang mendalam. Pemogokan nasional pada tahun 2021, yang dipelopori oleh kelompok orang muda, semakin menggarisbawahi kebutuhan mendesak akan kebijakan dan program yang bertujuan mengatasi tantangan kota. Dalam merespons hal ini, upaya publik dan swasta dikembangkan untuk menciptakan peluang kerja bagi orang muda. Beberapa inisiatif – seperti dapur umum, program makan di sekolah, dan kebun masyarakat – diciptakan untuk mengatasi tantangan sistem pertanian dan pangan dengan meningkatkan ketahanan pangan dan mendorong konsumsi makanan berkualitas. Menyadari urgensi situasi ini, kota ini telah secara menyeluruh menilai dan bekerja pada kebijakan publik yang bersifat lintas sektoral. Sejalan dengan Pakta Milan untuk Kebijakan Pangan Perkotaan (Milan Urban Food Policy Pact)-sebuah platform multi-aktor di tingkat kota terkait isu sistem pangan telah dibentuk untuk mendorong tindakan kolektif menuju solusi pangan yang berkelanjutan dan adil.

Staf Hivos bertemu dengan organisasi-organisasi lokal untuk mengeksplorasi dan memahami inisiatif yang dipimpin oleh kelompok orang muda terkait sistem pangan yang ada di Cali. Kredit foto: Gabriela Jiménez

Kitwe di Zambia

Kitwe adalah kota terpadat kedua di Zambia dan rumah bagi hampir 700.000 orang, dengan 65% penduduknya berusia di bawah 25 tahun. Kota ini merupakan pusat industri dan komersial terkemuka di wilayah Copperbelt. Kitwe memiliki potensi besar untuk menghasilkan produk makanan segar, namun para petani menghadapi tantangan dalam mengakses lahan karena tingginya permintaan untuk pertambangan dan kegiatan lainnya. Sistem pangan yang ada saat ini tidak mampu memenuhi permintaan akan komoditas segar, sehingga kota ini harus mengimpor bahan pangan dari daerah lain.

Untuk mengatasi masalah ini dan mendorong keberlanjutan, pemerintah kota Kitwe adalah anggota aktif Pakta Milan untuk Kebijakan Pangan Perkotaan dan menunjukkan komitmennya untuk mengembangkan sistem pangan berkelanjutan di daerah tersebut. Dalam mencapai tujuan ini, Urban Futures akan mendukung kota ini dalam menyelesaikan rencana strategisnya. Rencana strategis ini bertujuan untuk memasukkan pertimbangan perubahan iklim ke dalam praktik pertanian perkotaan. Dengan memberdayakan orang muda yang belum memiliki pekerjaan, program ini berupaya menciptakan peluang dalam rantai nilai pangan yang pendek, sehingga memungkinkan orang muda untuk secara aktif berpartisipasi dan mempengaruhi desain dan implementasi strategi pertanian cerdas-iklim di kota tersebut.

Walikota Kitwe, Ibu Mpasa Mwanya dan para pejabat dewan kota berkumpul setelah diskusi mendalam tentang program Urban Futures. Kredit foto: Pemerintah Kota Kitwe

Mutare di Zimbabwe

Mutare, yang terletak di dataran tinggi timur Zimbabwe dekat perbatasan Mozambik, adalah kota terpadat ketiga di negara ini dan berfungsi sebagai pusat pertanian di provinsi Manicaland. Pasar buah dan sayuran di kota ini berkembang pesat dan memberikan mata pencaharian bagi banyak petani dan pedagang. Namun, kemakmuran kota ini semakin menghadapi tantangan karena variabilitas iklim mengancam mata pencaharian mereka. Mutare telah mengalami dampak bencana alam yang merusak, termasuk banjir, angin topan, dan hujan es. Untuk mengatasi masalah ini dan memastikan ketahanan pangan, dewan kota secara aktif mengembangkan kebijakan pangan perkotaan.

Kota ini telah membentuk Komite Ketahanan Pangan dan Gizi, namun masih mengalami kesulitan dalam melibatkan penduduk mudanya secara aktif. Urban Futures akan berkolaborasi erat dengan dewan kota dan mitra lokal untuk menjembatani kesenjangan ini dan menciptakan perubahan positif. Melalui kemitraan ini, program ini akan memfasilitasi keterlibatan orang muda yang bermakna dalam sistem pangan, mendorong penciptaan lapangan kerja hijau, mengeksplorasi nilai tambah pangan, dan mendorong inovasi dalam meningkatkan umur simpan makanan.

Chocó Andino (Quito) di Ekuador

Platform Asosiasi Kota Chocó Andino, atau MCA, terdiri dari enam wilayah pedesaan di Provinsi Pichincha, Barat Laut dari Quito. Didirikan pada tahun 2014, MCA memiliki misi untuk mendorong pengembangan wilayah tersebut agar menjadi wilayah yang produktif, berkelanjutan, dan memiliki keanekaragaman hayati. Pada tahun 2018, pemukiman asosiasi diperluas menjadi 287.000 hektar, yang mencakup lima wilayah tambahan (termasuk daerah perkotaan) dengan Deklarasi Cagar Biosfer Chocó Andino di Pichincha (RBCA atau La Reserva de Biósfera del Chocó Andino de Pichincha). RBCA adalah rumah bagi sekitar 100.000 orang, dengan 65% di antaranya berusia di bawah 34 tahun.

Memainkan peran penting dalam penyediaan dan pelestarian pangan, wilayah Chocó Andino menjadi contoh pentingnya hubungan perkotaan-pedesaan dalam Sistem Pangan Wilayah Kota Metro Quito. Namun, terlepas dari signifikansinya, wilayah ini kurang mendapat perhatian dan dukungan yang memadai dalam hal produksi pangan, pendidikan, kesehatan, dan lainnya. Tren yang memprihatinkan di wilayah ini adalah kepergian banyak anak muda selama atau setelah sekolah menengah, dengan mayoritas pindah ke perkotaan Quito dan hanya sedikit yang kembali. Untuk mengatasi masalah ini, Urban Futures bertujuan untuk berkolaborasi dengan Kotamadya Distrik Metropolitan Quito dan Komite Manajemen Cagar Biosfer Chocó Andino bersama para pemangku kepentingan lokal yang beragam dan dinamis. Upaya kolektif ini bertujuan untuk mengatasi berkurangnya sumber daya kawasan dan mempromosikan transisi menuju sistem produksi berkelanjutan yang beragam, seperti pertanian regeneratif dan pariwisata, yang sedang berlangsung.

Di Chocó Andino, seorang koki muda berbakat dengan bangga memamerkan kebun sayurnya yang beragam, tempat ia memperoleh sebagian besar bahan baku untuk usahanya yang sedang berkembang. Kredit foto: Hivos

Bekerja secara lokal

Bermitra dengan RUAF, UF telah menyusun pedoman, metodologi, dan sarana yang mendorong kelancaran koordinasi dan pengelolaan  program global kami.

Pada saat yang sama, kami tidak dapat – dan tidak akan – mengabaikan seluk-beluk konteks lokal. Karenanya, ketika menjalin kemitraan yang kuat dengan para pemangku kepentingan lokal di masing-masing wilayah kota, kami mengadaptasi pekerjaan dan bentuk intervensi kami. Walaupun kami  memiliki perspektif global tentang sistem pangan, namun kami ingin memastikan bahwa tindakan kami tetap berlandaskan  pada kebutuhan dan nuansa unik dari komunitas yang kami layani.

* Diterjemahkan dari artikel Bahasa Inggris Urban Futures finalizes its city selection di situs web Hivos, dengan penyesuaian.

Foto di header: Masyarakat yang beragam berkumpul dan berkolaborasi untuk mengembangkan visi bersama untuk masa depan sistem pangan Manggarai Barat. Kredit foto: Theresia Kinanti Dewi

newsletter